"Endless Love"
(Lionel Richie)
My love,
There's only you in my life
The only thing that's bright
My first love,
You're every breath that I take
You're every step I make
And I
(I-I-I-I-I)
I want to share
All my love with you
No one else will do...
And your eyes
Your eyes, your eyes
They tell me how much you care
Ooh yes, you will always be
My endless love
Two hearts,
Two hearts that beat as one
Our lives have just begun
Forever
(ohhhhhh)
I'll hold you close in my arms
I can't resist your charms
And love
Oh, love
I'll be a fool
For you,
I'm sure
You know I don't mind
Oh, you know I don't mind
'cause you,
You mean the world to me
Oh
I know
I know
I've found in you
My endless love
Oooh-woow
Boom, boom
Boom, boom, boom, boom, booom
Boom, boom, boom, boom, boom
Oooh, and love
Oh, love
I'll be that fool
For you,
I'm sure
You know I don't mind
Oh you know
I don't mind
And, yes
You'll be the only one
'cause no one can deny
This love I have inside
And I'll give it all to you
My love
My love, my love
My endless love
Dan..
Perlahan ada yang berubah. Cinta yang muncul dalam diam dan tumbuh dalam keheningan. Yang datang tanpa disadari.
Berjalan bersamanya, larut dalam tawa dan semua kelakarnya, limbung dalam senyuman dan tatap mata. Bahkan saat jari-jari itu meraihnya, satu hal yang kerap terjadi sejak semula, dan satu bisikan kecil ditelinga... sesuatu didadanya berdetak lebih cepat dari yang dia duga.
Hampir putus asa, lalu dia teriakkan cintanya ke udara, tapi ternyata... menguap sia-sia! Dia ada di dekatnya, hampir selalu bersamanya, tapi telah menjelma, menjadi apa apa yang pernah dia minta: angin!
Dan dia terlambat menyadari. Saat melihatnya dengan hati, dan bukan dengan kepentingan sendiri, baru dia sadar... dia telah ada di seberang lautan!
Dan prahara itu benar-benar datang. Menggulung bentang cakrawala, memudarkan biang lala, menarik fajar, dan di kejauhan, bergerak perlahan ... bayang-bayang malam!
Ada yang perlahan berubah. Cinta yang muncul dalam diam dan tumbuh dalam keheningan. Yang datang bahkan tanpa dia sadari.
Terlalu pelan kesadaran itu datang. Dan saat mata hati terbuka, dia sudah menjadi gumpalan!
Selamat tinggal...
0 komentar:
Post a Comment